Saturday, July 12, 2014

Malam Pertama si Virgin - Bali Marathon 2012

#latepost

Minggu, 22 April 2012, 4:50am = MAGICAL atmosphere to start my first marathon. "Apapun yg terjadi, today I must lose my marathon virgin status!"

Senang ketemu banyak manteman IndoRunners di starting area, dan saat waktu menunjukkan 5:02 WITA, the race started! Yess!!

Saya ketemu dan berlari bersama Pak Petrus Gautama di km 1 s/d km 2. Saya bincang2 dgn Pak Petrus, dan dia tanya target time saya "klu ideal, target sih 5 jam 30 menit pak. Tapi perjalanan masih jauh"

Pak Petrus sendiri punya target di bawah 4 jam 30 menit. Saya salut sama komitmen, dan pace, bapak yg satu ini. Obviously he trained well for this. Beliau picked up the pace and soon he was a blur.

Keeping at my own pace, saya lewati km 20 dalam 2 jam 23 menit, on track utk target selesai 5 jam 30 menit. Strategi sy = 2 jam 30 menit utk the first 21km. Dan margin utk kendor 10-15% di second-half 21km. At least that was the plan.

Speaking about plans... Pas sebelum km 21, ada turunan TERJAL (steep downhill) menyambut. Karena badan besar, dicampur momentum dan gravity, sy tidak bisa nge-rem (!) dan sedikit panik utk berusaha "menyelamatkan" lutut.

Waktu sedang "meluncur" di tukikan ke bawah, sy kepikiran "Damn. I didn't train for this." Saya merasakan left hamstring (otot belakang lutut) KETARIK (!) "Man, this is NOT GOOD!"
Begitu downhill selesai, datanglah uphill. Saya jalan uphill dgn otot hamstring ketarik. Lalu ada sign "water station 100m ahead." Great, something to look forward to.

Sampai water station... kosong. No water.

Bete bete bete X1,000

"Berhenti aja yuk," I said to myself. Di titik ini, saya lewati first-half (21k) dengan waktu 2 jam 31 menit.

Dengan hamstring yg sudah ketarik, saya coba kombinasi lari dan jalan. Saya coba lari, dan setiap otot hamstring 'teriak,' saya jalan. Begitu membaik setelah jalan, saya coba lari lagi. Saya ulangi siklus ini. "Man, this is going to be a LONG DAY."

Pada waktu itu saya harus membuat keputusan. What am I gonna do? Quit? Continue? I want to finish, but I definitely DON'T WANT SERIOUS INJURY.

Karena saya sedang berlari utk program amal "Marathon untuk Membaca," di mana banyak teman yg setuju ikutan nyumbang KALAU sy selesai 42.2km (see PROLOGUE below), saya putuskan "JUST FINISH. Walk and run. Run and walk. Stay clear of serious injury."

Saya teruskan kombinasi walk and run, sembari mendengarkan signal dari otot hamstring yg sudah ketarik. Saya lakukan 2 pitstop di Medical Bay, yg pertama sy massage krim Voltaren ke depan dan belakang lutut saya. Di medical bay ke-2, saya semprot lutut dan paha dengan "muscle spray." Di tengah jalan, sempat foto jurnalis Hong Kong mr. Chong (pake wig, sedang tiduran di warung es krim, foto ada di halaman IR) yg sedang ice-cream stop. Ini membantu saya utk rileks dikit. Marathon can be fun too, enjoy aja.

Pendek cerita, setelah sequence lari/jalan utk "menenangkan" otot hamstring yg ketarik, saya akhirnya lihat sign KM 39, dan elapsed-time menunjukkan 6 jam 5 menit. Aman! Secara matematis, karena batas waktu 7 jam dan sisa hanya 3,2km, saya bisa jalan s/d garis finish dan bisa dapat medal.

Di sinilah terjadi personal moment-of-truth (atau moment-of-stupidity?). Saya bergumam ke diri sendiri "HEY, finish UNDER 6 hours 30 minutes yo! CAN YOU?" Ouch! Ditantang diri sendiri nih.

Saya regangkan lutut2 sebentar dan begitu papan KM 39 di depan mata, I started running hard (dalam context orang yg sudah relatif teler).

"I have to finish below 6 hrs 30 minutes, please help me God." Mungkin karena sudah mampir medical bay 2x (kudos to race organizer), otot hamstring kiri sakit tapi tidak sampai unbearable. Saya sempat keingat line dari film: "Chicks dig scars. Pain is temporary. Glory is forever"

"Hey, I can do this. Let's finish STRONG!"

I crossed the finish line with my watch recording 6 hours 27 minutes. I covered the last 3,2 km running hard. Being able to finish strong was a very personal moment of victory. 

Melihat mantemans IR di finish line @anto @ronald @pipin @jane @nduty DLL was a big reward. Dan tentunya keberadaan istri dan anak2 yang menyambut di finish line, and the beauty of the moment was COMPLETE.

"All the pain, all the training, semua terbayarkan dengan momen ini!"

My marathon cherry has been popped. With 33 minutes to spare.

And the BIGGEST bonus = 13 ruang baca baru, dengan 6,500 New English books/comic utk anak2 SD Negeri di Sleman, Jateng: AMAN! Construction/renovation begins next month.

That was my marathon-virgin story.

NB: belum cukup? Lanjut ke bagian PROLOGUE Ini ceritanya marathon juga.. lagi banyak waktu nulis karena lagi post-marathon recovery-mode di rumah alias cuti 1 hari ..hahaha
Maaf sebelumnya kepada serious runners/racers, saya mengerti bahwa waktu finishing saya sangatlah embarassing Cerita ini lebih untuk mencoba memberi inspirasi, bahwa finishing a marathon is within our means. Apalagi sekarang international marathon sudah ada di Tanah Air kita, setidaknya utk 3 tahun ke depan.


------------
PROLOGUE


Tahun lalu, TOTAL kilometer saya lari selama 12 bulan = kurang dari 90km. Dalam kata lain, sy jarang lari 

Diajak oleh IR Anto dan beberapa teman lain, akhirnya di bulan Oktober saya ikut race pertama saya di "Jkt Race for Cancer 10K." Tadinya saya pikir, "sudah beres nih urusan lari berlari. Udah selesai 10K."

Di bulan November, saya dengar teman sy Vanessa Fu bilang dia daftar ikut Hong Kong Marathon bulan Februari 2012, her first marathon. Dalam hati sy pikir "wow. Orang gila aja yg mau coba lari 42km."

Sebelum lanjut, cerita ini bukan mengenai breaking speed record. It's about a journey, a 6-month journey topped with a 42.2km adventure. Dan cukup banyak hal yg terjadi sebelum petualangan ini selesai.

Vanessa dan sy anggota komite organisasi nirlaba Ikatan Alumni USC (University of Southern California) di Indonesia, AUSCI. Salah satu kegiatan AUSCI adalah CSV (creating shared value) program yg mencoba bangun/renovasi libraries (perpustakaan sekolah) di SD-SD Negeri daerah Indonesia yg terkena bencana. S/d akhir 2011, sudah terbangun 22 ruang-baca (10 di Padang, dan 12 di Sidoarjo). Program ini kami namakan "CerdasBang!" (mencerdaskan bangsa), dgn Goal membangun 50 ruang-baca sejenis s/d tahun 2015.

Melalui marathon pertamanya, Vanessa mencoba menggalang dana utk "CerdasBang!" Pada waktu itu (Desember), sy pikir "COOL IDEA juga nih. Lari marathon nya jadi ada misi. Tapi 42km? Not for me. No way jose."

Lalu sy dengar kabar mengenai Bali Marathon, the first international marathon in over 20 years in Indonesia, akan diadakan di Bali bulan April 2012. "Wah harus ikut nih. Tapi jarak berapa? 10K sudah pernah.. Ya udah yang 21K saja."

Akhirnya sy daftar yg 21K. Di awal Januari sy mulai training utk half-marathon. 

Di pertengahan Januari, saat sy banding2kan program training di web, ada program training full marathon utk pemula, yg tdk berbeda jauh dgn yg half marathon. "Wah, boleh dicoba nih. Marathon international pertama di Bali. Dan kalau Full Marathon, saya bisa coba galang dana utk program CerdasBang! seperti Vanessa."

And just like that, saya pindah dari half ke full marathon, and I switched the training program accordingly.

Dari 3 Januari s/d hari H, saya melakukan 46 sesi training runs dgn total latihan = 568 km. Dalam hal ini, saya mau mengucapkan special THANK YOU utk IndoRunners, yg dengan SMR sdh sangat membantu sy on-track di training program.

Mungkin ada yg masih ingat, sy pertama kali join SMR pada acara Garmin di Januari. I was fat and slow then. I am still fat, albeit 7 kg lighter. And I am still slow, just a bit faster but perhaps significantly better in terms of endurance. And the long-run SMRs played a big role in helping improve my overall running. Dan ternyata, saat hari H saya butuh setiap kilometer hasil training tersebut. THANK YOU guys and gals.

Selama training, saya pikir usaha "Marathon untuk Membaca" ini akan menghasilkan paling banyak 2-3 ruang baca baru. Semakin dekat dengan hari H, seiring dengan promosi BII Maybank yg cukup gencar utk acara BMBM, ternyata momentum program amal "Marathon untuk Membaca" ini juga membesar. Pendek cerita, seminggu sebelum BMBM, jumlah donasi yg di pledge (komitmen utk nyumbang) ke saya, cukup untuk membangun/renovasi 13 ruang baca baru (!), di 13 SD Negeri di Sleman, Jateng (bekas kena gempa & debu volcano). Yang menarik, banyak teman yg bilang mereka akan nyumbang X amount, HANYA kalau sy berhasil menyelesaikan 42.2km. Teman sy memang lucu lucu.

Seminggu sebelum BMBM, terus terang program amal ini menjadi beban. "Berlari membawa 13 ruang baca di pundak saya?" Oh no. What did I get myself into? What if I don't finish?"

Saya stres berat.

Hari Jumat, H-2, saya hanya tidur 3 jam karena kepikiran hal di atas. Hari Sabtu malam sebelum marathon, sy berusaha tidur pagian, jam 9 sudah mati lampu. Jam 10:30 sy nyalain lampu lagi karena ga bisa tidur. Ngobrol2 dgn anak istri yg ikutan ga bisa tidur, akhirnya sy tidur sekitar 12:15.

Jam 3 subuh sy bangun, sebelum alarm bunyi (sy tinggal di hotel bali safari, dan ada shuttle dari hotel ke starting area).

The moment-of-truth had arrived. "Malam pertama"-ku sudah tiba (back to top of page, it's a loop you know.. hahaha).

No comments:

Post a Comment